Biografi
Tokoh Manajemen
1.
Robert
Owen
Robert Owen adalah seorang putra dari seorang pembuat
pelana dan pandai besi. Ia lahir di Newton, Wales pada 14 Mei 1771. Ia seorang
sosialis yang juga memiliki bisnis tekstil. Kehidupannya banyak dipengaruhi
oleh pemikiran-pemikiran yang berkaitan dengan sosial masyarakat. Owen juga
dikenal sebagai salah satu perintis gerakan sosialisme utopis dan gerakan
kooperatif
Robert memulai bisnis tekstil setelah ia mencoba beberapa pekerjaan
seperti berdagang kain, menjadi manager sebuah perusahaan air minum, dan
bekerja di rumah pengolahan bahan kain. Ia kemudian bertemu dengan wanita
bernama Caroline Dale, dan mereka pun menikah pada 1799. Owen membeli rumah
sebagai tempat tinggalnya dengan sang istri di New Lanark, sebuah pabrik
pengolahan kain yang menjadi sangat sukses di bawah kendali Owen. Dari
pernikahannya dengan Caroline, mereka dianugerahi 8 orang anak, namun salah
satunya meninggal sejak di dalam kandungan sang Ibu
Pada awal tahun 1800-an, Robert Owen memperkenalkan
teori tentang manajemen personalia.
Robert Owen menitikberatkan pentingnya penggunaan faktor produksi mesin dan
faktor produksi tenaga kerja. Teorinya menyatakan bahwa bilamana diadakan
perawatan pada mesin akan memberikan keuntungan pada perusahaan, demikian pula
pada tenaga kerja bila diberikan perhatian berupa kompensasi, asuransi
kesehatan, tunjangan dan lainnya oleh pimpinan perusahaan akan memberikan
keuntungan pada perusahaan.
Sebagai sosialis, Owen menyatakan salah satu penyebab kemiskinan
adalah akibat semakin maraknya penggunaan mesin sebagai pengganti tenaga
manusia. Atas dasar tersebut, Owen menawarkan sebuah proyek untuk menanggulangi
kemiskinan. Ia merencanakan sebuah tatanan baru untuk masyarakat miskin untuk
tinggal dalam sebuah tempat dengan perlakuan dan fasilitas yang sama. Dengan
adanya penyetaraan tersebut ia berharap terciptanya lapangan kerja baru tanpa
harus meninggalkan mesin dan alat berat sebagai instrumen pembantu dalam sebuah
pabrik.
Robert
owen juga telah menyumbangkan banyak laba dari
bisnisnya demi peningkatan hidup karyawannya. Sejak ia memiliki pabrik di New
Lanark, ia melakukan berbagai perbaikan dalam bidang usahanya dengan mengurangi
hari kerja buruh, dan menolak memperkerjakan anak-anak dibawah 10 tahun. Di
tempat itulah dia menyadari bahwa kemiskinan sangat terlihat jelas, yang
kemudian membuat ia bergerak dengan mengadakan perbaikan rumah-rumah buruh,
memperhatikan kesejahteraan keluarga dan anak-anak buruh. Di tempat ini pula
Owen mulai memunculkan gagasan-gagasan tentang kesejahteraan buruh dan
pendidikan.
Namun dalam perkembangannya, Owen sendiri jatuh miskin dikarenakan
pemikiran dan tindakanya dalam memulai perkembangan kota tempat pabrik Owen.
Hal ini dikarenakan masyarakatnya belum siap untuk memulai konsep yang
ditawarkan Owen sehingga dikalahkan oleh mayoritas masyarakat kota tersebut.
Owen memiliki anak-anak yang cerdas dan sukses dalam pendidikannya.
Salah satunya adalah anak ketiga Owen yang bernama Richard Dale Owen yang
menyandang gelar profesor di Nashville University. . Sejak 1828, Owen
mengundurkan diri dari hiruk pikuk perbisnisan, dan memutuskan menetap di
London untuk melanjutkan aktivitas sosialnya. Owen meninggal pada 17 November
1858.
2.
Charles babbage
Charles
Babbage lahir 26 Desember 1792, di daerah yang sekarang dikenal dengan nama
Southwark, London, anak dari Benjamin Babbage, seorang Banker. Kelebihannya
dalam matematika sangat menonjol. Saat memasuki Trinity College di Cambridge
tahun 1811, dia mendapati bahwa kemampuan matematikanya jauh lebih baik, bahkan
dari pada tutornya sendiri. seorang matematikawan dari Inggris yang pertama
kali mengemukakan gagasan tentang komputer yang dapat diprogram. Sebagian dari
mesin yang dikembangkannya kini dapat dilihat di Musium Sains London.
Di usia 20 tahunan Babbage bekerja sebagai seorang ahli matematika
terutama dibidang fungsi kalkulus. Pada masa itu, perhitungan dengan menggunakan
tabel matematika sering mengalami kesalahan. Babbage ingin mengembangkan cara
melakukan perhitungan secara mekanik, sehingga dapat mengurangi kesalahan
perhitungan yang sering dilakukan oleh manusia. Saat itu, Babbage mendapat
inspirasi dari perkembangan mesin hitung yang dikerjakan oleh Wilhelm
Schickard, Blaise Pascal, dan Gottfried Leibniz. Gagasan awal tentang mesin
Babbage ditulis dalam bentuk surat yang ditulisnya kepada Masyarakat Astronomi
Kerajaan berjudul “Note on the application of machinery to the computation of
astronomical and mathematical tables” ( catatan mengenai
penerapan mesin bagi penghitungan tabel astronomis dan matematis ) tertanggal
14 Juni 1822.
Tahun 1821 Babbage menciptakan Difference Engine, sebuah
mesin yang dapat menyusun Tabel Matematika. Saat melengkapi mesin tersebut di
tahun 1832, Babbage mendapatkan ide tentang mesin yang lebih baik, yang akan
mampu menyelesaikan tidak hanya satu jenis namun berbagai jenis operasi
aritmatika. Mesin ini dinamakan Analytical Engine (1856), yang dimaksudkan
sebagai mesin pemanipulasi simbol umum, serta mempunyai beberapa karakteristik
dari komputer modern. Diantaranya adalah penggunaan punched card, sebuah unit
memori untuk memasukkan angka, dan berbagai elemen dasar komputer lainnya.
Charles Babbage juga menaruh perhatian dan minat pada bidang manajemen. Dia memiliki konsep pemikiran yang
berbeda dengan prinsip-prinsip manajemen Robert Owen. Dia menganjurkan agar para manajer bertukar
pengalaman dan dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen. Dia berpendapat bahwa
dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja dapat menaikkan
produktivitas dari tenaga kerja dan menurunkan biaya. Hal ini didasari oleh
efektifitas pengalaman dan pendalaman terhadap suatu bidang oleh pekerja
sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Charles
Babbage berfokus dalam hal pembagian kerja (division of labour) yang memiliki beberapa keunggulan,
yaitu:
1.
Waktu yang diperlukan untuk belajar
dari pengalaman-pengalaman yang baru, harus ada spesialisasi pekerjaan.
2.
Banyaknya waktu yang terbuang bila
seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan
lain dan orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya sehingga akan menghambat kemajuan dan keterampilan pekerja.
lain dan orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya sehingga akan menghambat kemajuan dan keterampilan pekerja.
3.
Kecakapan dan keahlian seseorang
bertambah karena seorang pekerja bekerja terus menerus dalam tugasnya.
4.
Adanya perhatian pada pekerjaannya
sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena
perhatiannya pada itu-itu saja.
perhatiannya pada itu-itu saja.
Charles Babbage
mengembangkan prinsip efisiensi dalam pembagian tugas dan perkembangan
prinsip-prinsip ilmiah. konsep ini dapat memudahkan manajemen untuk
menganalisis efektifitas bidang kerja sebuah perusahaan. Manajemen dapat
menentukan seorang manajer, fasilitas, bahan, dan tenaga kerja yang sesuai
(efektif) untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.
Selain
efisiensi dan prinsip pengetahuan, Charles Babbage juga memperhatikan faktor
manusia, dia menyarankan sebaiknya ada semacam sistem pembagian keuntungan
antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja memperoleh bagian
keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam peningkatan
produktivitas.
Charles Babbage
lah yang menyarankan bahwa para pekerja selayaknya menerima pembayaran tetap
atas dasar sifat pekerjaan mereka, ditambahkan dengan pembagian keuntungan, dan
bonus untuk setiap saran yang mereka berikan dalam peningkatkan produktivitas.
Dibalik
seluruh keberhasilannya, kegagalan dalam pembuatan mesin perhitungan dan
kegagalan bantuan pemerintah kepadanya, meninggalkan Babbage dalam kecewaan dan
kesedihan di akhir masa hidupnya.
Charles Babbage meninggal 18 Oktober
1871 pada umur 79 tahun, meninggalkan anak ; Benjamin Herschel Babbage (1815),
Charles Whitmore Babbage (1817), Georgiana Whitmore Babbage (1818), Edward
Stewart Babbage (1819), Francis Moore Babbage (1821), Dugald Bromheald Babbage
(1823), Henry Prevost Babbage (1824), Alexander Forbes Babbage (1827), Timothy
grant Babbage (1829).
3.
Frederikh
W Taylor
Frederick Winslow Taylor lahir 20 Maret 1856 di
Germantown,
Philadelphia, Pennsylvania. ayahnya
Franklin Taylor; seorang pengacara lulusan Princeton
dan ibunya Emily Annette Taylor; seorang wanita tangguh yang aktif
memperjuangkan hak wanita pada masanya. Ia adalah seorang insinyur mekanik asal Amerika Serikat yang terkenal atas
usahanya meningkatkan efesiensi industri. Ia dikenal sebagai "bapak manajemen
ilmiah" dan merupakan pemimpin intelektual dari Gerakan Efesiensi.
Emily sang ibu mendidiknya sejak
sangat dini dengan menyekolahkan Fredrick yang baru berumur 18 bulan di
Perancis dan Jerman serta dengan mengajak Fredrick mengelilingi Eropa. Pada
tahun 1872, Frederick diterima di Phillips Exeter
Academy, tepatnya di Exeter,
New Hampshire. Setelah lulus, beliau diterima
disekolah hukum Harvard. Meskipun
ternilai terlalu dini, namun Taylor harus mempertimbangkan suatu karir
alternatif untuk dirinya, karena jauh dilubuk hatinya, hidupnya bukan untuk
hukum tetapi untuk berada di lingkungan perindustrian.
Taylor menjadi salah seorang siswa Institut
Teknologi Stevens, dan memperoleh
ijazah teknik mesin elektro pada 1883 dimana pada saat itu beliau juga sedang
bekerja, hingga kini rekor tersebut belum dapat dipecahkan, mengingat sulitnya
menuntut ilmu di Universitas tersebut. Tepatnya tanggal 3 Mei 1884, ia
menikah dengan gadis Philadelphia bernama Louise M. Spooner.
Pada saat menjadi direktur di
perusahaan Midvale beliau mencetuskan
ide tentang penggunaan metode ilmiah dalam manajemen. Ide ini muncul ketika
Taylor merasa kurang puas dengan ketidakefesienan pekerja di perusahaannya.
Ketidakefesienan itu muncul karena
mereka menggunakan berbagai macam teknik yang berbeda untuk pekerjaan yang
sama, nyaris tak ada standar kerja di sana. Selain itu, para pekerja cenderung
menganggap gampang pekerjaannya. Taylor berpendapat bahwa hasil dari para
pekerja itu hanyalah sepertiga dari yang seharusnya. Selama 20 tahun, Taylor
berusaha keras mengoreksi keadaan tersebut dengan menerapkan metode ilmiah
untuk menemukan sebuah "teknik terbaik" dalam menyelesaikan tiap-tiap
pekerjaan.
Berdasarkan pengalamannya itu,
Taylor membuat sebuah pedoman yang jelas tentang cara meningkatkan efesiensi
produksi. Pedoman tersebut adalah:
1. Kembangkanlah suatu
ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan menggantikan metode
lama yang bersifat untung-untungan.
2. Secara ilmiah,
pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah, atau kembangkanlah pekerja tersebut.
3. Bekerja samalah
secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untu menjamin bahwa semua pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah dikembangkan tadi.
4. Bagilah pekerjaan
dan tanggung jawab secara hampir merata antara manajemen dan para pekerja.
Manajemen mengambil alih semua pekerjaan yang lebih sesuai baginya daripada
bagi para pekerja.
Pedoman ini mengubah drastis pola
pikir manajemen ketika itu. Jika sebelumnya pekerja memilih sendiri pekerjaan
mereka dan melatih diri semampu mereka, Taylor mengusulkan manajemenlah yang
harus memilihkan pekerjaan dan melatihnya. Manajemen juga disarankan untuk
mengambil alih pekerjaan yang tidak sesuai dengan pekerja, terutama bagian
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengontrolan. Hal ini berbeda
dengan pemikiran sebelumnya di mana pekerjalah yang melakukan tugas tersebut.
Pada tahun 1901 Taylor harus keluar
dari perusahaan Betlehem baja akibat perseteruannya dengan salah satu manager
dan di tahun itu pulalah Taylor dan istrinya mengadopsi 3 anak yang diberi nama
Kempton, Robert and Elizabeth. Dari hal ini walaupun sikapnya yang tegas dan
disiplin terhadap pekerjaan, Taylor sangat manusiawi karena ia merasa sepi
dengan belum dikaruniai anak-anak lucu yang akan melanjutkan keturunannya.
Dimasa tuanya Taylor masih ingin
menjadi seseorang yang dapat diteladani oleh orang-orang disekelilingnya
,beliau menghabiskan waktu untuk menjadi dosen di Tuck School of Business, Dartmouth College. Pada musim dingin 1915
Taylor menderita pneumonia dan satu hari setelah ulang tahun ke 59, tepatnya 21
Maret, beliau menghembuskan nafas terakhirnya dengan segudang prestasi dan
ide-ide yang tak akan terkubur hingga akhir zaman. Jenazah Taylor dikuburkan di
West Laurel Hill Cemetery, Bala Cynwyd,
Pennsylvania.
4. Henry Fayol
Henri
Fayol lahir di Istambul, Turki , 29 July 1841. Ia adalah seorang insinyur Perancis dan
direktur pertambangan, sekaligus seorang pakar
manajemen. Ia dengan originalitasnya mampu menciptakan teori-teori manajemen secara
ilmiah, yang disebut Teori Umum Administrasi Bisnis, yang kemudian dijuluki
Fayolisme. Ia adalah salah satu kontributor penting untuk teori-teori manajemen
yang berkembang selanjutnya.
Ayahnya,
seorang insinyur, ditunjuk Inspektur Pekerjaan untuk membangun sebuah jembatan
di atas Golden Horn. Mereka kembali ke Prancis pada tahun 1847. Fayol belajar
di sekolah pertambangan “Ecole Nationale Superieure des Mines” di St
Etienne.
Saat
beranjak 19 tahun, Fayol sudah menempuh karir tekniknya dengan bekerja di
sebuah perusahaan pertambangan “Compagnie de
Commentry-Fourchambeau-Decazeville” di Commentry. Pada tahun 1888 dia
dipercaya menduduki jabatan direktur perusahaan itu karena karirnya yang
cemerlang. Saat itu pegawai perusahaan tersebut mencapai lebih dari 1000 orang.
Karena kepiawaiannya Fayol tak tergeserkan sebagai direktur selama 30 tahun
hingga 1918. Sementara pada tahun 1900-an perusahaan tersebut telah menjadi
salah satu perusahaan besi dan baja terbesar di Perancis, sekaligus termasuk
salah satu industri vital nasional Perancis kala itu.
Pada
1916, Fayol menerbitkan pengalaman-pengalaman manajerialnya dalam sebuah buku
yang berjudul “Administration Industrielle et Générale“, sekitar
beberapa tahun setelah Frederick Winslow Taylor menerbitkan teorinya tentang
manajemen scientific. Teori-teori Fayol yang biasa disebut fayolisme ini
merupakan satu teori pembanding pertama di ranah teori umum manajemen. Fayol
berpendapat bahwa ada lima fungsi utama dari manajemen. Hal-hal tersebut adalah
Planning, organizing, commanding, coordinating, dan controlling.
Di mana kontrol di sini dimaksudkan adanya pelaporan tentang proses kerja
perusahaan kepada manajer agar ia dapat segera mengambil langkah-langkah
manajerial yang diperlukan untuk kesuksesan perusahaan.
F.W.
Taylor mempublikasikan “The Principles of Scientific Management” di Amerika
Serikat pada tahun 1911, dan Fayol pada tahun 1916 menguji sifat alami
manajemen dan tata usaha atas dasar pengalaman organisasi pertambangan
Perancis-nya. Fayol menyatukan berbagai macam ajaran atau prinsip-prinsip
organisasi dan manajemen juga dalam
metode kerja, ukuran dan penyederhanaan untuk mengamankan efisiensi. Keduanya
mengacu pada spesialisasi fungsional.
Selama
masa jabatannya sebagai direktur ia menulis artikel di berbagai administrasi
dan pada tahun 1916 Buletin de la societe de industrie minerale
dicetaknya. Pada masa pensiunnya ia mempublikasikan hasil pekerjaannya yaitu
sebuah teori administrasi lengkap yang menjelaskan dan mengklasifikasikan
peranan serta proses manajemen administrasi yang diakui dan dijadikan
referensi oleh yang lain dalam perkembangan mengenai permasalahan manajemen. Beliau
meninggal dunia di Paris, Perancis, 19 November 1925.
5.
Elton
Mayo
George Elton
Mayo, ahli teori sosial dan psikolog industri, lahir pada tanggal 26 Desember
1880 di Adelaide, putra sulung dari George Gibbes Mayo, juru dan insinyur sipil
kemudian, dan istrinya Maria Henrietta, Donaldson née.
George
Elton Mayo kuliah di University of Queensland
1911-1923 sebelum pindah ke University of Pennsylvania
, tetapi menghabiskan sebagian besar karirnya di Harvard Business School
(1926-1947), di mana ia menjadi profesor penelitian industri
. Pada tanggal 18 April 1913, ia menikah dengan Dorothea McConnel di Brisbane, Australia
. Mereka mempunyai dua anak perempuan, Patricia dan Gael.
Mayo
dikenal sebagai pendiri Gerakan Hubungan Manusia dan dikenal atas penelitiannya
termasuk Studi Hawthorne dan bukunya Masalah Manusia dari Peradaban Industri Maju (1933).
Penelitian
yang dilakukan di bawah Studi Hawthorne tahun 1930-an menunjukkan pentingnya
kelompok dalam mempengaruhi perilaku individu di tempat kerja. Hubungan
manusiawi menggambarkan manajer bertemu atau berinteraksi dengan bawahan. Bila
moral dan efisiensi kerja memburuk, maka hubungan manusiawi dalam organisasi
juga buruk. Hasil percobaan Howthorne menyatakan bahwa kenaikan produktivitas
bukan diakibatkan oleh insentif keuangan. Rantai reaksi emosional antar pekerja
berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas, perhatian khusus dan simpatik
sangat berpengaruh. Orang-orang akan membentuk kelompok kerja dan ini dapat
digunakan oleh manajemen untuk manfaat organisasi. Dia menyarankan ketegangan
antara 'pekerja' logika sentimen dan logika efisiensi biaya dan 'manajer' yang
dapat menimbulkan konflik dalam organisasi.
Dalam
pendidikan dan pelatihan bagi para manajer dirasa semakin pentingnya people management skills daripada engineering atau technicall skills,
Sehingga konsep dinamika kelompok dalam praktek manajemen lebih penting
daripada manajemen atas dasar kemampuan perseorangan (individu). Walaupun
demikian ada beberapa kelemahan temuan Mayo yang dinyatakan oleh orang-orang
yang beranggapan kepuasan karyawan bersifat kompleks, karena selain ditentukan
oleh lingkungan sosial, juga oleh faktor-faktor lainnya yaitu tingkat gaji,
jenis pekerjaan, struktur dan kultur organisasi, hubungan karyawan manajemen
dan lain-lain. Gerakan hubungan manusia terus berkembang dengan munculnya
pemikiran-pemikiran lain yang juga tergolong dalam aliran perilaku yang lebih
maju.
sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Robert_Owen
http://kolom-biografi.blogspot.com/2011/09/biografi-charles-babbage-penemu.html
http://dindazeda.blogspot.com/2010/09/bapak-manajemen-ilmiah-frederick.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Henri_Fayol
http://en.wikipedia.org/wiki/Elton_Mayo
sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Robert_Owen
http://kolom-biografi.blogspot.com/2011/09/biografi-charles-babbage-penemu.html
http://dindazeda.blogspot.com/2010/09/bapak-manajemen-ilmiah-frederick.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Henri_Fayol
http://en.wikipedia.org/wiki/Elton_Mayo